Kamis, 13 Oktober 2016

STEREOKIMIA II



STEREOKIMIA II


1.     Konfigurasi Mutlak dan Konfigurasi Absolut

A.    Konfigurasi Mutlak

 Konfigurasi mutlak (Absolut) merupakan konfiguasi tentang penataan atom-atom yang sesungguhnya atau yang tepat persis berada pada ruang tiga dimensi.

Konfigurasi Absolut Menurut aturan Cahn-Ingold-Prelog terdiri dari bebearapa aturan yaitu:

1.      Pada Atom yang terikat stereogenik, nomor  atom yang lebih besar menjadi prioritas.

Prioritas ditentukan dari atom atau gugus yang terikat pada C khiral dengan jumlah elektron terbanyak.

Contoh antara atom I dan atom O, maka yang menjadi prioritas pertama adalah atom I kemudian atom O. Jadi untuk contoh berdasarkan gambar di atas, yang menjadi prioritas pertama adalah atom I, kemudian atom O, lalu atom C, dan terakhir adalah atom H. Setelah kita menentukan urutan prioritas, maka atom dengan prioritas terakhir, harus dibawah ke belakang kita (lihat gambar berikut)





2.      Untuk Mengorientasikan molekul, nomor atom yang lebih rendah letakkan jauh dari pandangan.

Selanjutnya kita memutar atom dengan prioritas utama (prioritas 1) ke arah priorotas 2 dan priorotas 3.




3.       Bila searah jarum jam, maka konfigurasinya R(Rectus) . Dan bila berlawanan jarum jam maka konfigurasinya S (Sinister).


Berikut Cara penentuan konfigusai R atau S (Sardjono R.E.,Modul 2) :









1)      Urutkan prioritas keempat atom yang terikat pada pusat kiral berdasarkan nomor atomnya. Diketahui nomor atom Br = 35, Cl = 17, F = 9, H = 1, maka urutan prioritas keempat atom di atas adalah Br > Cl > F > H.

2)      Gambarkan proyeksi molekul sedemikian rupa hingga atom dengan prioritas terendah ada di belakang atau putar struktur (1) dan (2) sehingga atom H ada di belakang.


3)      Buat anak panah mulai dari atom/gugus berprioritas paling tinggi ke prioritas yang lebih rendah.

4)      Bila arah anak panah searah jarum jam, konfigurasinya adalah R. Bila arah anak panah berlawanan dengan arah jarum jam, konfigurasinya adalah S. Jadi konfigurasi struktur (1) adalah S, sedangkan konfigurasi struktur (2) adalah R.









B.     Konfigurasi Relatif

Konfigurasi Relatif adalah konfigurasi yang membandingkan penataan atom-atom dalam ruang dari suatu senyawa dengan senyawa analog lainnya. Dengan mengunakan Proyeksi Fischer, sistem penggambaran konfigurasi gugus disekitar pusat kiral yang berbeda (susunan ruang atom atau gugus yang menempel pada karbon kiral), yaitu konvensi D dan L. Metode ini banyak digunakan dalam biokimia dan kimia organik terutama untuk karbohidrat dan asam amino. Gliseraldehida ditetapkan sebagai senyawa standar untuk menentukan konfigurasi semua karbohidrat. Proyeksi Fischer terhadap gliseraldehida dengan rantai karbon digambarkan secara vertikal, dengan karbon yang paling teroksidasi (aldehid) berada pada bagian paling atas, dengan gambar struktur sebagai berikut :

 
Gugus OH pada pusat kiral digambarkan pada sisi sebelah kanan untuk isomer D dan sisi sebelah kiri untuk isomer L. Ini berarti setiap gula yang memiliki stereokimia yang sama dengan D-gliseraldehida termasuk gula seri D (misalnya D-glukosa), sedangkan gula yang memiliki stereokimia yang sama dengan L-gliseraldehida termasuk gula seri L. Di mana penentuan D atau L berdasarkan pada asimetris pada atom karbon molekul yang kedua dari belakang, yang merupakan C5 pada gambar sebagai berikut :



Situasi ini analog untuk asam amino, jika proyeksi Fischer digambarkan (rantai karbon vertikal dengan atom karbon yang paling teroksidasi berada paling atas), maka semua asam amino “alami” yang ditemukan dalam protein manusia, diketahui memiliki gugus NH3+ pada posisi sebelah kiri proyeksi Fischer, yang sama dengan L-gliseraldehida, sehingga asam-asam amino ini dikenal sebagai asam amino seri L. Hal ini sangat menguntungkan dan bermanfaat dibidang kesehatan, khususnya bidang Farmasi dalam hal rancangan obat dengan uji toksisitas selektif, di mana diketahui asam amino pada mikroorganisme memiliki konfigurasi yang berlawanan yaitu seri D, sebagai contoh Penisillin yang menghambat enzim transpeptidase dalam sintesis dinding sel mikroba, hal ini berhubungan dengan dipeptida D-alanin-D-alanin dari dinding sel mikroba yang mirip dengan struktur penisillin. Sehingga penisilin tidak toksik terhadap manusia yang memiliki L-alanin dalam protein tubuh.

2.       Pemisahan Campuran Rasemi

Campuran rasemik merupakan suatu campuran yang mengandung sepasang enantiomer dalam jumlah yang sama dimana Sepasang enentiomer itu adalah enantiomer R dan enentiomer S. Sebagian masyarakat mungkin kurang memperhatikan sifat optis suatu senyawa organik, padahal reaksi kimia dalam sistem biologis makhluk hidup sangat stereospesifik. Artinya suatu stereoisomer akan menjalani reaksi yang berbeda dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Bahkan terkadang suatu stereoisomer akan menghasilkan produk yang berbeda dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Dalam kebanyakan reaksi di laboratorium, seorang ahli kimia menggunakan bahan baku akiral ataupun rasemik dan memperoleh produk akiral dan rasemik. Oleh karena itu sering kiralitas (atau tiadanya kiralitas) pereaksi dan produk diabaikan dalam bab-bab berikutnya.



Berlawanan dengan reaksi kimia di laboratorium, kebanyakan reaksi biologis mulai dengan pereaksi kiral atau akiral dan menghasilkan produk-produk kiral. Reaksi biologis ini dimungkinkan oleh katalis biologis yanh disebut enzim, yang bersifat kiral. Ingat bahwa sepasang enantiomer mempunyai sifat-sifat kimia yang sama kecuali dalam hal antraksi dengan zat-zat kiral lain. Karena enzim bersifat kiral, maka enzim dapat sangat selektif dalam keguatan katalitiknya. Misalnya, bila suatu organisme mencerna suatu campuran alanina rasemik maka hanya (S)-alanina ang tergabung ke dalam bangunan protein. (R)-alanina tidak digunakan dalam protein, malahan alanina oni dengan bantuan enzim lain dioksidasi menjadi suatu asam keto serta memasuki bagan metabolisme lain.
Pada laboratorium pemisahan fisis suatu campuran rasemik menjadi enantiomer-enantiomer murni disebut resolusi (atau resolving) campuran rasemik itu. Pemisahan natrium amonium tartarat rasemik oleh Pasteur adalah suatu resolusi campuran tersebut. Enantiomer-enantiomer yang mengkristal secara terpisah merupakan gejala yang sangat jarang, jadi cara Pasteur tidak dapat dianggap sebagai suatu teknik yang umum. Karena sepasang enantiomer itu menunjukkan sifat-sifat fisika dan kimia yang sama, maka tidak dapat dipisahkan dengan cara kimia atau fisika biasa. Sebagai gantinya, ahli kimia terpaksa mengandalkan reagensia kiral atau katalis kiral (yang hampir selalu berasal dari dalam organisme hidup).


Cara untuk memisahkan campuran rasemik atau sekurangnya mengisolasi enantiomer murni adalah mengolah campuran itu dengan suatu mikroorganisme yang hanya akan mencerna salah satu dari enantiomer itu. Misalnya (R)- nikotina murni dapat diperoleh dari (R)(S)- nikotina dengan menginkubasi campuram rasemik itu dengan bakteri Pseudomonas Putida yang mengoksidasi (S)- nikotina tetapi tidak (R)-enantiomer.

4 komentar:

  1. Dari pembahasan yang saudari jelaskan,ada keterangan "Sehingga penisilin tidak toksik terhadap manusia yang memiliki L-alanin dalam protein tubuh"
    Bisakah anda jelaskan secara singkat?

    BalasHapus
  2. Adakah perbedaan yang menonjol antara konfigurasi mutlak dan konfigurasi relatif?

    BalasHapus
  3. Menurut saya postingan anda sudah cukup bagus, hanya saja dalam tampilan gambarnya, gambar tersebut terlalu kecil sehingga kurang jelas untuk dipahami pembava, terimakasih

    BalasHapus
  4. mengapa gliseraldehida ditetapkan sebagai senyawa standar untuk menentukan konfigurasi semua karbohidrat?

    BalasHapus