STEREOKIMIA II
1. Konfigurasi
Mutlak dan Konfigurasi Absolut
A. Konfigurasi Mutlak
Konfigurasi
mutlak (Absolut) merupakan
konfiguasi tentang penataan atom-atom yang sesungguhnya atau yang tepat persis
berada pada ruang tiga dimensi.
Konfigurasi Absolut Menurut aturan Cahn-Ingold-Prelog
terdiri dari bebearapa aturan yaitu:
1.
Pada Atom yang terikat stereogenik, nomor atom yang lebih besar menjadi prioritas.
Prioritas ditentukan dari atom atau gugus yang terikat
pada C khiral dengan jumlah elektron terbanyak.
Contoh antara atom I dan atom O, maka yang menjadi
prioritas pertama adalah atom I kemudian atom O. Jadi untuk contoh berdasarkan
gambar di atas, yang menjadi prioritas pertama adalah atom I, kemudian atom O,
lalu atom C, dan terakhir adalah atom H. Setelah kita menentukan urutan
prioritas, maka atom dengan prioritas terakhir, harus dibawah ke belakang kita
(lihat gambar berikut)
2.
Untuk Mengorientasikan molekul, nomor atom yang lebih
rendah letakkan jauh dari pandangan.
Selanjutnya kita memutar atom dengan prioritas utama
(prioritas 1) ke arah priorotas 2 dan priorotas 3.
3. Bila searah jarum jam, maka konfigurasinya R(Rectus) . Dan bila berlawanan
jarum jam maka konfigurasinya S (Sinister).
Berikut Cara penentuan konfigusai R atau S (Sardjono
R.E.,Modul 2) :
1)
Urutkan prioritas keempat atom yang terikat pada pusat
kiral berdasarkan nomor atomnya. Diketahui nomor atom Br = 35, Cl = 17, F = 9,
H = 1, maka urutan prioritas keempat atom di atas adalah Br > Cl > F >
H.
2)
Gambarkan proyeksi molekul sedemikian rupa hingga atom
dengan prioritas terendah ada di belakang atau putar struktur (1) dan (2)
sehingga atom H ada di belakang.
3)
Buat anak panah mulai dari atom/gugus berprioritas
paling tinggi ke prioritas yang lebih rendah.
4)
Bila arah anak panah searah jarum jam, konfigurasinya
adalah R. Bila arah anak panah berlawanan dengan arah jarum jam, konfigurasinya
adalah S. Jadi konfigurasi struktur (1) adalah S, sedangkan konfigurasi
struktur (2) adalah R.
B. Konfigurasi
Relatif
Konfigurasi Relatif adalah konfigurasi yang membandingkan penataan
atom-atom dalam ruang dari suatu senyawa dengan senyawa analog lainnya. Dengan
mengunakan Proyeksi Fischer, sistem penggambaran konfigurasi gugus disekitar
pusat kiral yang berbeda (susunan ruang atom atau gugus yang menempel pada
karbon kiral), yaitu konvensi D dan L. Metode ini banyak digunakan dalam
biokimia dan kimia organik terutama untuk karbohidrat dan asam amino.
Gliseraldehida ditetapkan sebagai senyawa standar untuk menentukan konfigurasi
semua karbohidrat. Proyeksi Fischer terhadap gliseraldehida dengan rantai
karbon digambarkan secara vertikal, dengan karbon yang paling teroksidasi
(aldehid) berada pada bagian paling atas, dengan gambar struktur sebagai
berikut :
Gugus OH pada pusat kiral digambarkan pada sisi
sebelah kanan untuk isomer D dan sisi sebelah kiri untuk isomer L. Ini berarti
setiap gula yang memiliki stereokimia yang sama dengan D-gliseraldehida
termasuk gula seri D (misalnya D-glukosa), sedangkan gula yang memiliki
stereokimia yang sama dengan L-gliseraldehida termasuk gula seri L. Di mana
penentuan D atau L berdasarkan pada asimetris pada atom karbon molekul yang
kedua dari belakang, yang merupakan C5 pada gambar sebagai berikut :
Situasi ini analog untuk asam amino, jika proyeksi
Fischer digambarkan (rantai karbon vertikal dengan atom karbon yang paling
teroksidasi berada paling atas), maka semua asam amino “alami” yang ditemukan
dalam protein manusia, diketahui memiliki gugus NH3+ pada posisi sebelah kiri
proyeksi Fischer, yang sama dengan L-gliseraldehida, sehingga asam-asam amino
ini dikenal sebagai asam amino seri L. Hal ini sangat menguntungkan dan
bermanfaat dibidang kesehatan, khususnya bidang Farmasi dalam hal rancangan
obat dengan uji toksisitas selektif, di mana diketahui asam amino pada
mikroorganisme memiliki konfigurasi yang berlawanan yaitu seri D, sebagai
contoh Penisillin yang menghambat enzim transpeptidase dalam sintesis dinding
sel mikroba, hal ini berhubungan dengan dipeptida D-alanin-D-alanin dari
dinding sel mikroba yang mirip dengan struktur penisillin. Sehingga penisilin
tidak toksik terhadap manusia yang memiliki L-alanin dalam protein tubuh.
2.
Pemisahan Campuran Rasemi
Campuran
rasemik merupakan suatu
campuran yang mengandung sepasang enantiomer dalam jumlah yang sama dimana Sepasang
enentiomer itu adalah enantiomer R dan enentiomer S. Sebagian masyarakat
mungkin kurang memperhatikan sifat optis suatu senyawa organik, padahal reaksi
kimia dalam sistem biologis makhluk hidup sangat stereospesifik. Artinya suatu
stereoisomer akan menjalani reaksi yang berbeda dengan stereoisomer pasangannya
dalam sistem biologis makhluk hidup. Bahkan terkadang suatu stereoisomer akan
menghasilkan produk yang berbeda dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem
biologis makhluk hidup. Dalam kebanyakan reaksi di laboratorium, seorang ahli
kimia menggunakan bahan baku akiral ataupun rasemik dan memperoleh produk
akiral dan rasemik. Oleh karena itu sering kiralitas (atau tiadanya kiralitas)
pereaksi dan produk diabaikan dalam bab-bab berikutnya.
Berlawanan dengan reaksi kimia di laboratorium,
kebanyakan reaksi biologis mulai dengan pereaksi kiral atau akiral dan
menghasilkan produk-produk kiral. Reaksi biologis ini dimungkinkan oleh katalis
biologis yanh disebut enzim, yang bersifat kiral. Ingat bahwa sepasang
enantiomer mempunyai sifat-sifat kimia yang sama kecuali dalam hal antraksi
dengan zat-zat kiral lain. Karena enzim bersifat kiral, maka enzim dapat sangat
selektif dalam keguatan katalitiknya. Misalnya, bila suatu organisme mencerna
suatu campuran alanina rasemik maka hanya (S)-alanina ang tergabung ke dalam
bangunan protein. (R)-alanina tidak digunakan dalam protein, malahan alanina
oni dengan bantuan enzim lain dioksidasi menjadi suatu asam keto serta memasuki
bagan metabolisme lain.
Pada laboratorium pemisahan fisis suatu campuran
rasemik menjadi enantiomer-enantiomer murni disebut resolusi (atau resolving)
campuran rasemik itu. Pemisahan natrium amonium tartarat rasemik oleh Pasteur
adalah suatu resolusi campuran tersebut. Enantiomer-enantiomer yang mengkristal
secara terpisah merupakan gejala yang sangat jarang, jadi cara Pasteur tidak
dapat dianggap sebagai suatu teknik yang umum. Karena sepasang enantiomer itu
menunjukkan sifat-sifat fisika dan kimia yang sama, maka tidak dapat dipisahkan
dengan cara kimia atau fisika biasa. Sebagai gantinya, ahli kimia terpaksa
mengandalkan reagensia kiral atau katalis kiral (yang hampir selalu berasal
dari dalam organisme hidup).
Cara untuk memisahkan campuran rasemik atau
sekurangnya mengisolasi enantiomer murni adalah mengolah campuran itu dengan
suatu mikroorganisme yang hanya akan mencerna salah satu dari enantiomer itu.
Misalnya (R)- nikotina murni dapat diperoleh dari (R)(S)- nikotina dengan
menginkubasi campuram rasemik itu dengan bakteri Pseudomonas Putida yang
mengoksidasi (S)- nikotina tetapi tidak (R)-enantiomer.
Dari pembahasan yang saudari jelaskan,ada keterangan "Sehingga penisilin tidak toksik terhadap manusia yang memiliki L-alanin dalam protein tubuh"
BalasHapusBisakah anda jelaskan secara singkat?
Adakah perbedaan yang menonjol antara konfigurasi mutlak dan konfigurasi relatif?
BalasHapusMenurut saya postingan anda sudah cukup bagus, hanya saja dalam tampilan gambarnya, gambar tersebut terlalu kecil sehingga kurang jelas untuk dipahami pembava, terimakasih
BalasHapusmengapa gliseraldehida ditetapkan sebagai senyawa standar untuk menentukan konfigurasi semua karbohidrat?
BalasHapus