Tugas Harian :
1.
Bagaimana mekanisme masuknya substituen
atau gugus fungsi ke dalam cincin aromatik dengan pengarah
meta, para dan orto?
Jawab :
Benzena adalah senyawa siklik yang mempunyai rumus
moleku C6H6. Benzena berwujud cair menyerupai minyak, tidak berwarna (jernih),
memiliki bau yang khas dan dapat bercampur dengan berbagai zat cair organik,
serta sangat mudah terbakar.
Benzena
cenderung mengalami reaksi substitusi dari pada reaksi adisi. Dengan adanya
katalis Besi(III) Klorida (FeCl3) atau aluminium klorida, benzena
dapat bereaksi dengan klorin ataupun bromine pada suhu kamar membentuk senyawa
halobenzena .
Persamaannya :
Reaksi
dapat berlangsung jika reagen elektrofil E+ (suka elektron) menyerang cincin
aromatis dengan mengganti salah satu atom hidrogen. Beberapa reaksi substitusi
yang sering dijumpai pada cincin benzena adalah halogenasi, nitrasi, sulfonasi,
alkilasi, alkilasi Friedel-Crafts dan asilasi Friedel-Crafts.
a.
Reaksi substitusi senyawa aromatik
Mekanisme
reaksi substitusi aromatik dimulai dengan serangan elektrofil pada elektron π
dari cincin benzena. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi substitusi
elektrofil.
Semua
reaksi substitusi aromatik elektrofil berjalan dengan mekanisme yang sama,
biasanya ditulis dengan tanda E+ untuk menandakan elektrofil. Dalam mekanisme
ini kita memakai rumus bangun kekule untuk benzena agar kita dapat menelusuri
elektron π.
Pada
tahap pertama, sepasang elektron π dari awan aromatik π diberikan untuk
membentuk ikatan sigma dengan E+. Tahap ini menyebabkan atom karbon yang
berdekatan dalam cincin dikelilingi oleh enam elektron, karbon ini membawa
muatan positif.
Intermediet
yang bermuatan positif ini kadang-kadang dinamakan ion benzenonium (dari benzen
dan onium) hampir menyerupai alil kation. Seperti juga alil kation, intermediet
karbokation ini distabilkan secara resonansi.
Tahap
kedua dari reaksi karbokation memberikan sebuah proton (H+) kepada
suatu basa yang berada dalam campuran reaksi. Pasangan elektron ikatan sigma
dari ikatan C-H diubah menjadi elektron π, maka awan aromatik π timbul kembali
sehingga suatu hasil substitusi terbentuk.
Subtituen
tidak saja mempengaruhi posisi substitusi, tetapi juga mempengaruhi laju
substitusi yaitu apakah akan berlangsung lebih cepat atau lebih lambat
dibandingkan benzena. Suatu substituen dianggap sebagai pengaktif (aktivating)
jika lajunya lebih cepat dan pendeaktif (deaktivating) jika lajunya lebih lambat.
b.
Mekanisme untuk Substitusi
Orto-Para
Gugus
pengarah orto-para pada umumnya memasok elektron ke cincin maka dengan begitu
terjadilah pengaktifan cincin. Misalnya fenol mengandung pengarah orto oada
gugus OH. Fenol dapat dibrominasi pada tempat orto dn para, hanya sedikit
substitusi meta yang terbentuk.
Pada
substitusi orto dan para, oksigen dari gugus OH membantu membagikan muatan
positif, sehingga menstabilkan intermediet dengan jalan delokalisasi muatan.
Pada
reaksi substitusi alkil benzena, sejumlah elektron diberikan pada cincin dengan
cara efek induksi, untuk menolong menstabilkan intermediet orto-para.
c.
Mekanisme untuk Substitusi Meta
Dalam
semua gugus pengarah meta, atom yang berhubungan dengan cincin membawa muatan
positif penuh atau parsial dan dengan demikian akan menarik elektron dari
cincin. Semua pengarah meta merupakan gugus pendeaktif cincin.
Pada
reaksi substitusi nitrobenzena, gugus nitronya tidak menambah kestabilan pada
intermedietnya. Malahan intermediet substitusi orto, atau para dan keadaan
transisinya kurang stabil (karena energi yang tinggi), karena sebuah struktur
resonansi mengandung muatan positif pada atom berdekatan. Oleh karena itu,
substitusi terjadi lebih baik pada tempat meta, sebab keadaan transisi dan
intermedietnya pada tempat yang berdekatan tidak mengandung muatan positif.
Pada
jalan ini, terdapat muatan positif yang lebih sedikit dan intermedietnya
mempunyai energi lebih sedikit dari pada tempat-tempat lain.
Akan tetapi lain halnya dengan golongan halogen
(F, Cl, Br, dan I), kedua efek yang berlawanan ini, mengakibatkan pengecualian
penting pada aturan tersebut. Karena bersifat sebagai penarik elektron kuat,
halogen merupakan pendeaktif cincin, namun karena adanya pasangan elektron
bebas, maka halogen adalah pengarah para-orto.
saya tidak mengerti mekanisme nya , bisakah anda jelaskan secara sederhana nya saja
BalasHapusterima kasih :)
adakah cara lain dalam reaksi substitusi alkil benzena, sejumlah elektron diberikan pada cincin dengan cara efek induksi, adakah cara lain ?
BalasHapusSaya kurang mengerti dengan jawaban anda, bisakah anda menjelaskan namun secara singkat padat dan jelas.
BalasHapusTerimakasih
Saya kurang mengerti dengan jawaban anda, bisakah anda menjelaskan namun secara singkat padat dan jelas.
BalasHapusTerimakasih