ORBITAL DAN
PERANANNYA DALAM IKATAN KOVALEN
OLEH AGUSTININGSIH AMIR
Elektron merupakan subatom yang bermuatan negatif yang
mengelilingi inti atom dan dapat berinteraksi dengan atom lainnya. Elektron
dapat berperan ganda yaitu sebagai partikel dan sebagai gelombang.
Partikel merupakan gabungan dari dua atau lebih atom
sejenis maupun atom yang berlainan yang membentuk ikatan yang saling
berinteraksi.
Gambar 1.1 Partikel
A. SIFAT GELOMBANG
1. Dualisme Materi
Pada
tahun1924, Louis de Broglie,seorang
ahli fisika asal Prancis mengemukakan hipotesis tentang gelombang materi.
Pendapat Louis ini kebalikan dari pendapat Max Planck. Bila cahaya memiliki
materi, maka partikel juga memiliki sifat gelombang. Louis de Broglie meneliti
keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas elektron yaitu Suatu
materi memiliki dua sifat sebagai partikel
dan sebagai gelombang.
Fakta
yang mendukung konsep ini yaitu kilat
dan petir. Sebelum hujan turun, akan ada kilat
terlebih dahulu yang merupakan sifat gelombang
berwujud cahaya sedangkan petir
merupakan sifat partikel berupa
suara.
Hipotesis
de Broglie kemudian terbukti kebenarannya ketika ditemukan bahwa elektron
menunjukkan sifat difraksi seperti sinar X. Sifat gelombang pada elektron ini
kemudian dipakai untuk mikroskop electron.
2.
Azaz Ketidakpastian (Werner Heisenberg)
Pada tahun 1927 Heisenberg
pakar fisika asal Jerman menyimpulkan
bahwa pada waktu yang bersamaan posisi dan momentum suatu materi tidak dapat
diukur secara tepat/akurat. Hal ini terjadi
karena bila suatu objek bergerak, maka akan terjadi perubahan posisi dan
momentum setiap saat. Prinsip ini kemudian dikenal dengan Azas Ketidakpastian Heisenberg.
3.
Model Atom Mekanika Kuantum
Hipotesis de Broglie dan Azas Ketidakpastian merupakan
dasar dari model Mekanika Kuantum (gelombang) yang dicetus oleh Erwin Schrodinger pada tahun 1927, yang
mengajukan konsep orbital untuk menyatakan kedudukan elektron dalam atom.
Schrodinger menyetujui pendapat Heisenberg bahwa
kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan secara pasti, namun yang
dapat itentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada suatu titik pada
jarak tertentu dari intinya. Suatu ruang
yang memiliki peluang terbesar ditemukannya elektron disebut Orbital.
Persamaan gelombang (Ѱ=psi) dari Schrodinger
menghasilkan tiga bilangan kuantum untuk menyatakan kedudukan yaitu: bilangan
kuantum utama(n) untuk menyatakan tingkat energi, bilangan kuantum azimut (l)
menyatakan bentuk, serta bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan arah orientasi
suatu orbital.
v Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan
kuantum utama merupakan bilangan yang menggambarkan
lintasan elektron atau penentu tingkat energi utama yang dinotasikan
dengan n. Pada
bilangan kuantum utama memiliki nilai 1,2,3......n. Semakin
besar nilai n, letak elektron semakin jauh dari inti atom.
Lintasan tersebut dalam konfigurasi elektron
dikenal sebagai kulit. Bilangan kuantum utama (n) juga dapat digunakan untuk
menentukan jari-jari atom, yaitu jarak dari inti atom sampai kulit terluar.
Semakin besar nilai n, jari-jari atomnya juga semakin besar.
Tabel 1. Beberapa kulit-kulit berdasarkan bilangan
kuantum utamanya.
Nomor
kulit
|
1
|
2
|
3
|
4
|
…
|
Bilangan
Kuantum Utama (n)
|
K
|
L
|
M
|
N
|
…
|
v Bilangan Kuantum Azimut (l)
Bilangan
Kuantum Azimut atau bilangan kuantum momentum sudut merupakan bilangan kuantum
yang menentukan bentuk orbital atau bilangan yang menggambarkan
subkulit atau subtingkat energi utama yang dinotasikan dengan l.
Hubungan subkulit
dengan lambangnya yaitu:
Nilai
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
…
|
Bilangan
kuantum Azimut(l)
|
s
|
p
|
d
|
f
|
g
|
h
|
…
|
v Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Bilangan
Kuantum Magnetik merupakan Bilangan
kuantum magnetik adalah bilangan yang menyatakan orientasi orbital dalam
subkulit yang dinotasikan dengan m. Bilangan
magnetik dinyatakan dengan bilangan bulat.
Perhatikan Tabel 3. berikut.
Tabel 3. Bilangan Kuantum Magnetik
Bilangan
kuantum utama (n)
|
Bilangan
kuantum azimut (l)
|
Penanda
subkulit
|
Bilangan
kuantum magnetik (m) -l sampai +l
|
Bilangan
orbital dalam subkulit
|
1
|
0
|
1s
|
0
|
1
|
2
|
0
|
2s
|
0
|
1
|
1
|
2p
|
-1 0
+1
|
||
3
|
0
|
3s
|
0
|
3 1
|
1
|
3p
|
-1 0
+1
|
3 5
|
|
2
|
3d
|
-2
-1 0 +1 +2
|
||
4
|
0
|
4s
|
0
|
1
|
1
|
4p
|
-1 0
+1
|
3 5
|
|
2
|
4d
|
-2
-1 0 +1 +2
|
||
3
|
4f
|
-3
-2 -1 0 +1 +2 +3
|
7
|
|
Sumber
: Brady, 1999, hlm. 291
|
Nilai m dapat dirumuskan sebagai berikut.
Nilai m = -l sampai +l
B. ORBITAL IKATAN DAN ANTI
IKATAN
Orbital
molecular ikat (bonding) yaitu orbital yang mempunyai kerapatan electron ikat,
yang cenderung untuk mendekat pada daerah antara kedua inti atom yang bergabung,
dan menghasilkan situasi yang lebih stabil.
Orbital molecular anti ikat (antibonding)
yaitu orbital dengan kerapatan electron ikat yang cenderung menjauh dari daerah
antara inti atom yang bergabung dan menghasilkan situasi kurang stabil.
Suatu fungsi gelombang mempunyai daerah beramplitudo
positif dan negatif yang disebut cuping (lobes).
Tumpang tindih cuping positif dengan positif
atau negatif dengan negatif dalam molekul akan memperkuat satu sama lain
membentuk ikatan, tetapi cuping positif dengan negatif akan meniadakan satu
sama lain tidak membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi ini mempengaruhi
besarnya integral tumpang tindih dalam kimia kuantum.
Semakin besar selisih energi orbital ikatan
dan anti ikatan, semakin kuat ikatan. Bila tidak ada interaksi ikatan dan anti
ikatan antara A dan B, orbital molekul yang dihasilkan adalah orbital non
ikatan. Elektron menempati orbital molekul dari energi terendah ke energi yang
tertinggi. Orbital molekul terisi dan berenergi tertinggi disebut HOMO (highest
occupied molecular orbital) dan orbital molekul kosong berenergi terendah
disebut LUMO (lowest unoccupied molecular orbital). Ken’ichi Fukui (pemenang
Nobel 1981) menamakan orbital-orbital ini orbital-orbital terdepan (frontier).
C. ORBITAL HIBRIDA KARBON
hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom
membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif
sifat ikatan atom.
Teori hibridisasi dapat dikatakan sebagai suatu teori peleburan
orbital-orbital dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital-orbital yang
setingkat.Secara umum berbagai tipe hibridisasi dan geometri molekulnya dapat
dilihat pada tabel 2.2.
Orbital hibrida
|
Jumlah pasangan ikatan
|
Geometri molekul
|
Sudut ikatan
|
Contoh molekul
|
sp
|
2
|
Linier
|
1800
|
BeCl2
|
sp2
|
3
|
Segitiga datar
|
1200
|
BCl3
|
sp3
|
4
|
Tetrahedral
|
109,50
|
CH4, CCl4
|
dsp2
|
4
|
Segiempat datar
|
900
|
Ni(CN)42-
|
dsp3, sp3d
|
5
|
Segitiga bipiramida
|
1200(equilateral) dan
900 (aksial)
|
PCl5
|
d2sp3, sp3d2
|
6
|
Oktahedral
|
900
|
Fe(CN)63-,
SF6
|
Tabel 2.2.beberapa
bentuk geometri molekul menurut teori hibridisasi
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya
digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang
kala juga P dan S).
Hybrid orbital dapat
dibentuk dengan mencampur karakter orbital atom yang
dekat dalam
energi. Karakter dari hibrida orbital tergantung
pada orbital atomyang terlibat dan kontribusi persentase mereka. Label yang
diberikan kepada hybrid
orbital mencerminkan orbital atom berkontribusi, misalnya sp hibrida memiliki jumlah yang sama dan p karakter orbital.
orbital mencerminkan orbital atom berkontribusi, misalnya sp hibrida memiliki jumlah yang sama dan p karakter orbital.
Hibridisasi dalam Senyawa
Karbon
Hibridisasi
adalah konsep pencampuran orbital atom menjadi orbital hibrida yang sesuai
dengan pasangan elektron untuk membentuk ikatan kimia. Orbital hibrida biasanya
mempunyai perbedaan energi dan bentuk. Hibridisasi berguna untuk menjelaskan
struktur molekuler ketika teori ikatan valensi gagal untuk menjelaskan.
Karbon merupakan contoh yang baik untuk penjelasan
orbital hibrida. Konfigurasi atom karbon dalam keadaan ground state adalah:
Berdasarkan teori ikatan valensi, karbon seharusnya membentuk ikatan kovalen, menghasilkan CH2, karena karbon mempunyai dua elektron tak berpasangan secara konfigurasi elektron. Meskipun demikian, melalui eksperimen dapat ditunjukkan bahwa CH2 bersifat sangat reaktif dan tidak dapat terbentuk setelah akhir reaksi (meskipun hal ini juga tidak menjelaskan bagaimana CH4 dapat terbentuk). Untuk membentuk empat ikatan, konfigurasi karbon harus mempunyai empat elektron tidak berpasangan.
Jenis-jenis Hibridisasi :
1.
Hibridisasi sp3
Notasi sp3 berarti bahwa satu dan tiga orbital
p atom campuran untuk membentuk satu set dari empat orbital hibrida
dengan berbeda sifat directional.
Hibridisasi sp3 dapat menjelaskan struktur molekul tetrahedral. Orbital 2s dan tiga orbital 2p melakukan hibridisasi untuk membentuk empat orbital sp, masing-masing terdiri dari 75% karakter p dan 25% karakter s. Cuping depan mensejajarkan diri dan penolakan elektron bersifat lemah.
Hibridisasi satu orbital s dengan tiga orbital p (px, py, dan pz) menghasilkan empat orbital hibrida sp3 yang mempunyai sudut sebesar 109,5º satu sama lain sehingga membentuk geometri tetrahedral
Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal
(seperti metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang
memiliki simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar
karbon adalah 1s2 2s2 2px1 2py1.
Lebih lanjut lagi, orbital-orbital keadaan dasar tidak bisa digunakan untuk berikatan dalam CH4. Walaupun eksitasi elektron 2s ke orbital 2p secara teori mengijinkan empat ikatan dan sesuai dengan teori ikatan valensi, hal ini berarti akan ada beberapa ikatan CH4 yang memiliki energi ikat yang berbeda oleh karena perbedaan arah tumpang tindih orbital. Gagasan ini telah dibuktikan salah secara eksperimen, setiap hidrogen pada CH4 dapat dilepaskan dari karbon dengan energi yang sama.
Proton yang membentuk inti atom
hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan
eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan pengaruh
inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti
efektif.
Kombinasi gaya-gaya ini
membentuk fungsi-fungsi matematika yang baru yang dikenal sebagai orbital
hibrid. Dalam kasus atom karbon yang berikatan dengan empat hidrogen, orbital 2s (orbital inti hampir tidak pernah
terlibat dalam ikatan) "bergabung" dengan tiga orbital 2p membentuk hibrid sp3.
Pada CH4, empat orbital
hibrid sp3 bertumpang tindih dengan orbital 1s hidrogen, menghasilkan empat ikatan sigma. Empat ikatan ini memiliki
panjang dan kuat ikat yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan.
Jika kita menrekombinasi
orbital-orbital ini dengan orbital-s 4
hidrogen (4 proton, H+) dan mengijinkan pemisahan maksimum antara 4
hidrogen (yakni tetrahedal), maka kita bisa melihat bahwa pada setiap orientasi
orbital-orbital p, sebuah
hidrogen tunggal akan bertumpang tindih sebesar 25% dengan orbital-s C dan 75% dengan tiga orbital-p C. HaL ini sama dengan persentase
relatif antara s dan p dari orbital hibrid sp3 (25% s dan 75% p).
Teori ini menjelaskan adanya promosi satu elektron dari orbital
2s ke orbital 2pz membentuk empat orbital baru yang
setingkat.Orbital tersebut dinamakan orbital hibrida sp3. Kemudian
terjadi empat ikatan C-H akibat adanya pertindihan orbital 1s dari hidrogen
dengan orbital sp3 dari karbon membentuk geometri
tetrahedral.
Dari penjelasan tersebut, penentuan geometri molekul menurut teori hibridisasi
atau teori ikatan valensi didasarkan bagaimana atom-atom membagi elektron saat
terjadinya ikatan. Bila dua atom berikatan secara kovalen, orbital salah satu
atom akan mengalami tumpang tindih (overlap) dengan orbital atom lainnya.
Pasangan elektron akan dibagi diantara kedua orbital yang tumpang tindih
sehingga kepadatan elektron akan terkumpul diantara inti atom-atom yang
berikatan.
Gambar tumpang
tindih antara orbital 1s.
2.
Hibridisasi sp2
Hibridisasi sp2 berguna untuk menjelaskan bentuk
struktur molekul trigonal planar.
Senyawa karbon ataupun molekul lainnya dapat dijelaskan seperti yang dijelaskan pada metana. Misalnya etilena (C2H4) yang memiliki ikatan rangkap dua di antara karbon-karbonnya. Struktur Kekule metilena akan tampak seperti:
Ethene Lewis Structure. Each C bonded to two hydrogens and one
double bond between them.
Karbon akan melakukan hibridisasi sp2 karena orbtial-orbital hibrid hanya akan membentuk ikatan sigma dan satu ikatan pi seperti yang disyaratkan untuk ikatan rangkap dua di antara karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki panjang dan kuat ikat yang sama. Hal ini sesuai dengan data percobaan.
Dalam hibridisasi sp2, orbital 2s hanya bergabung dengan dua orbital 2p
membentuk 3 orbital sp2 dengan satu orbital p tersisa. Dalam
etilena, dua atom karbon membentuk sebuah ikatan sigma dengan bertumpang tindih
dengan dua orbital sp2karbon
lainnya dan setiap karbon membentuk dua ikatan kovalen dengan hidrogen dengan
tumpang tindih s-sp2 yang bersudut 120°. Ikatan pi antara
atom karbon tegak lurus dengan bidang molekul dan dibentuk oleh tumpang tindih
2p-2p (namun,
ikatan pi boleh terjadi maupun tidak).
Orbital 2s dan
dua orbital 2p melakukan hibridisasi membentuk tiga orbital sp, masing-masing
terdiri dari 67% karakter p dan 33% karakter s. Cuping depan mensejajarkan diri
membentuk trigonal (segitiga) planar, menghadap sudut segitiga untuk
meminimalisasi penolakan elektron.
Hibridisasi satu orbital s dan dua orbital p menghasilkan tiga orbital hibrida sp2 yang berorientasi dengan sudut sebesar 120º satu sama lain sehingga membentuk geometri trigonal (segitiga).
3.
Hibridisasi sp
Ikatan
kimia dalam senyawa seperti alkuna dengan ikatan rangkap tiga dijelaskan dengan hibridisasi sp.
Hibridisasi sp dapat digunakan untuk menjelaskan
struktur molekul linier. Orbital 2s dan satu orbital 2p melakukan hibridisasi
membentuk dua orbital sp, masing-masing terdiri dari 50% karakter p dan 50%
karakter s.
Dalam model ini, orbital
2s hanya bergabung dengan
satu orbital-p, menghasilkan dua orbital sp dan menyisakan dua orbital p. Ikatan kimia dalam asetilena (etuna) terdiri dari tumpang tindih sp sp antara dua atom karbon membentuk ikatan sigma, dan dua ikatan pi tambahan yang dibentuk oleh tumpang tindih p-p.
Setiap karbon juga berikatan dengan hidrogen dengan tumpang tindih s-sp bersudut 180°.
Bagaimana cara menentukan geometri molekul menurut teori hibridisasi atau teori ikatan valensi?
BalasHapusHai Agustiningsih, terimakasih atas postingannya. saya rostalinda rumapea ingin menambahkan materi yang anda posting mengenai Orbital ikatan dan orbital anti ikatan
BalasHapusTeori orbital molekul adalah orbital molekul dihasilkan dari tumpang tindih orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan.
Dengan menggunakan pendekatan LCAO (Linier Combination of Atomic Orbital) diketahui bahwa terdapat 3 jenis orbital molekul yaitu :
1. ORBITAL MOLEKUL IKATAN (bonding/ψs) :
Memiliki energy terendah jika dibandingkan orbital atom (ketika electron masing belum berinteraksi)
2. ORBITAL MOLEKUL ANTI IKATAN (anti bonding/ψ*s)
Energy yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan orbital atom pembentuknya
3. ORBITAL MOLEKUL TAK BERIKATAN (nonbonding)
Merupakan hasil dari tidak adanya interaksi antar orbital atom (tidak simetris) Energy yang dimilikinya sama dengan orbital atom dari salah satu atom molekul
Terimakasih:)
maaf sebelumnya, bagaimana dengan
BalasHapusHibridisasi sp dapat digunakan untuk menjelaskan struktur molekul linier, bagaimana cara anda untuk dapat menjelaskan hal tersebut, dan berikan contoh ?